Pemilu 2019 menjadi momen Putut0gel penting dalam sejarah politik Indonesia, terutama bagi Prabowo Subianto. Setelah kalah dalam dua kali kontestasi pemilihan presiden, baik pada 2014 maupun 2019, Prabowo tetap menjadi figur yang tidak hanya dominan di dunia politik, tetapi juga simbol keteguhan politik dan ambisi besar. Meskipun pada Pilpres 2019 ia kembali gagal mengalahkan Joko Widodo (Jokowi) dalam perebutan kursi presiden, kiprah politik Prabowo pasca-pemilu justru semakin menarik untuk diperhatikan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas perjalanan Prabowo Subianto dalam politik Indonesia setelah Pemilu 2019, termasuk peranannya dalam pemerintahan, dinamika partainya, dan kontribusinya terhadap perkembangan politik tanah air.
1. Dari Calon Presiden ke Menteri Pertahanan: Keputusan Strategis Pasca-Pemilu 2019
Kalah dalam Pilpres 2019 bukan berarti akhir dari perjalanan Prabowo dalam politik Indonesia. Justru, setelah pemilu tersebut, ia mengambil langkah yang cukup mengejutkan banyak pihak dengan menerima tawaran untuk bergabung dalam pemerintahan Joko Widodo. Pada Oktober 2019, Prabowo resmi dilantik sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju. Langkah ini banyak yang menilai sebagai sebuah keputusan politik yang pragmatis dan mencerminkan sikap “koalisi dengan pemerintahan yang ada.”
Langkah bergabungnya Prabowo dengan pemerintahan Jokowi ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya seorang oposisi yang kaku, tetapi lebih sebagai seorang negarawan yang memprioritaskan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan politik pribadi. Bagi banyak pengamat, keputusan ini juga memperlihatkan kedewasaan politik Prabowo dalam merespons realitas politik Indonesia yang lebih dinamis.
Bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan juga menjadi simbol dari konsolidasi politik pasca-pemilu, yang tidak hanya melibatkan pertemuan antara rival politik, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih besar antara Partai Gerindra dan partai-partai dalam pemerintahan. Di posisi Menteri Pertahanan, Prabowo memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kedaulatan negara, serta memperkuat angkatan bersenjata Indonesia, yang tentunya berhubungan erat dengan stabilitas politik dan keamanan nasional.
2. Konsolidasi Partai Gerindra: Menjaga Kekuatan di Luar Pemerintahan
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo memiliki tantangan besar untuk mempertahankan kekuatan partainya di tengah dinamika politik pasca-pemilu. Meskipun Gerindra kalah dalam Pilpres 2019, partai ini berhasil meraih suara signifikan dalam pemilu legislatif, menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia dengan banyak kursi di DPR. Meskipun berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi, Prabowo tetap menjaga independensi dan kekuatan politik Gerindra dengan tetap memberikan ruang bagi partai untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang dianggap kurang pro-rakyat atau tidak sejalan dengan visi partainya.
Pada periode pasca-pemilu 2019, Gerindra menjadi salah satu partai yang paling konsisten memainkan peran sebagai kekuatan politik utama di luar pemerintahan. Meski Prabowo sendiri berada dalam kabinet Jokowi, Gerindra tetap menjadi partai yang mampu menjaga keberadaan dan relevansinya dalam panggung politik Indonesia. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan terus memperkuat struktur partai, meningkatkan komunikasi dengan basis massa, serta menyiapkan calon-calon pemimpin yang siap berkompetisi dalam pemilu mendatang.
Prabowo juga menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa Gerindra tetap menjadi partai yang berfungsi sebagai pengimbang dalam politik Indonesia. Meskipun berada dalam koalisi pemerintahan, Gerindra berusaha menjaga garis ideologi dan prinsip politiknya, terutama terkait dengan ekonomi kerakyatan, pembelaan terhadap kelompok-kelompok yang kurang beruntung, serta ketegasan dalam soal kebijakan luar negeri yang mengedepankan kemandirian Indonesia.
3. Kepemimpinan dalam Pemerintahan Jokowi: Fokus pada Ketahanan Nasional dan Pertahanan
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo diberi tugas untuk memperkuat ketahanan dan keamanan nasional Indonesia. Dalam posisi ini, ia langsung terlibat dalam sejumlah kebijakan strategis yang berkaitan dengan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), peningkatan kapasitas militer, dan penguatan hubungan pertahanan Indonesia dengan negara-negara sahabat.
Prabowo secara konsisten mendorong untuk meningkatkan anggaran pertahanan, memperbarui alutsista TNI, serta memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan TNI. Modernisasi alutsista yang lebih canggih dan relevansi teknologi pertahanan menjadi bagian penting dari kebijakan yang ia usung. Ia juga memperkenalkan konsep kemandirian dalam industri pertahanan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor senjata, dan memperkuat industri pertahanan dalam negeri.
Selain itu, Prabowo juga berfokus pada pengembangan diplomasi pertahanan Indonesia. Indonesia harus mampu memainkan peran yang lebih aktif dalam geopolitik Asia Tenggara, terlebih di tengah ketegangan Laut Cina Selatan dan dinamika global yang kian kompleks. Salah satu langkah besar yang ia ambil adalah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Australia, sembari tetap mengedepankan prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
Di samping itu, dalam situasi pandemi COVID-19 yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan, Prabowo turut membantu mengorganisir kesiapan TNI untuk membantu penanganan krisis kesehatan, dengan mendistribusikan bantuan logistik dan memastikan kesiapan alat-alat medis. Ini menunjukkan bahwa meskipun ia memegang posisi militer, peran TNI dalam mengatasi masalah non-militer, seperti pandemi, juga menjadi fokus perhatian Prabowo.
4. Prabowo dan Isu Ekonomi: Memperjuangkan Kemandirian Ekonomi Nasional
Selain masalah pertahanan, Prabowo juga menyoroti berbagai isu ekonomi nasional. Dalam pemerintahan Jokowi, ia mendukung berbagai kebijakan yang mendorong kemandirian ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor pangan dan energi. Salah satu visi yang ia bawa adalah pentingnya ketahanan pangan dan pengurangan ketergantungan terhadap impor bahan pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai.
Selain itu, Prabowo juga memperjuangkan pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, dengan fokus pada pengolahan sumber daya alam secara domestik agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen yang dapat memberikan nilai tambah. Ia juga mendukung reformasi sektor pajak untuk Putut0gel memperkuat pendapatan negara, serta mendorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mengurangi biaya logistik yang tinggi.
Sebagai Menteri Pertahanan, meski tidak terlibat langsung dalam kebijakan ekonomi, Prabowo tetap menjadi figur yang mempengaruhi arah kebijakan ekonomi pemerintah, terutama yang terkait dengan ketahanan ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
5. Potensi Prabowo sebagai Calon Pemimpin Masa Depan
Pasca Pemilu 2019, Prabowo masih dianggap sebagai salah satu calon potensial dalam perhelatan Pilpres 2024. Meskipun berada dalam pemerintahan Jokowi, posisinya sebagai Menteri Pertahanan dan ketua umum partai besar memberikan peluang besar baginya untuk kembali maju dalam pemilu mendatang. Keputusan untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi juga bisa dianggap sebagai langkah untuk “membangun kredibilitas” di mata publik, di samping menjaga stabilitas politik di Indonesia.
Dengan semakin populernya Gerindra dan semakin kuatnya posisinya dalam pemerintahan, Prabowo memiliki banyak kesempatan untuk mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin yang berfokus pada kesejahteraan rakyat, keamanan nasional, dan kemandirian ekonomi Indonesia. Pencapaian-pencapaian tersebut bisa menjadi modal besar untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024, dengan dukungan yang semakin luas dari berbagai kelompok politik.
Kesimpulan: Kiprah Prabowo Pasca-Pemilu 2019
Kiprah Prabowo Subianto pasca Pemilu 2019 menunjukkan bahwa ia tetap menjadi salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Indonesia. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo tidak hanya berperan dalam memperkuat pertahanan negara, tetapi juga ikut membentuk arah kebijakan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kehidupan masyarakat. Keputusan politiknya untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi dan tetap menjaga kekuatan partainya menunjukkan sikap politik yang pragmatis, namun tetap menjaga visi dan ideologi yang ia perjuangkan.
Dengan konsolidasi politik yang baik di dalam partai dan kontribusinya yang signifikan dalam pemerintahan, Prabowo Subianto masih memiliki potensi besar untuk memimpin Indonesia di masa depan. Namun, tantangan besar yang dihadapinya adalah bagaimana mempertahankan relevansi politiknya dan mengelola berbagai dinamika politik yang terus berkembang, baik di dalam partai maupun di panggung politik nasional secara keseluruhan.