Fakta dan Mitos Seputar Nutrisi: Mana yang Benar dan Perlu Diwaspadai?

Fakta Sehari – Di tengah banyaknya informasi mengenai kesehatan dan nutrisi yang beredar, sering kali kita dihadapkan dengan berbagai klaim yang bertentangan. Meskipun ada banyak riset ilmiah yang sudah teruji, masih banyak mitos tentang nutrisi yang beredar luas di masyarakat. Beberapa informasi ini bisa membingungkan dan, pada beberapa kasus, malah bisa berbahaya jika diterapkan tanpa pemahaman yang benar. Artikel ini akan mengupas beberapa fakta dan mitos umum seputar nutrisi yang perlu Anda ketahui agar bisa membuat keputusan yang lebih tepat terkait pola makan.

1. Mitos: Makan Malam Akan Menambah Berat Badan

Salah satu mitos yang paling umum adalah bahwa makan malam akan membuat kita gemuk. Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi makanan setelah jam 7 malam atau menjelang tidur akan menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan. Padahal, kenyataannya tidak demikian.
Fakta: Berat badan ditentukan oleh jumlah kalori yang masuk dan keluar dari tubuh kita sepanjang hari, bukan hanya pada waktu tertentu. Apa yang lebih penting adalah total kalori yang Anda konsumsi dalam sehari dan kualitas makanan yang Anda pilih. Jika Anda makan malam dalam porsi yang wajar dan memilih makanan yang bergizi, tidak akan ada masalah untuk metabolisme tubuh Anda. Yang perlu dihindari adalah makan berlebihan atau memilih makanan yang tinggi lemak, gula, dan garam di malam hari.

2. Mitos: Semua Lemak Itu Buruk untuk Kesehatan

Lemak sering kali mendapat reputasi buruk, dengan banyak orang percaya bahwa menghindari semua jenis lemak adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan berat badan yang ideal. Namun, tidak semua lemak sama.
Fakta: Tubuh kita membutuhkan lemak, tetapi jenis lemak yang dikonsumsi sangat penting. Lemak tak jenuh, yang ditemukan pada alpukat, kacang-kacangan, ikan berlemak (seperti salmon), dan minyak zaitun, memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, termasuk mendukung fungsi jantung dan mengurangi peradangan. Sebaliknya, lemak jenuh (yang ditemukan pada makanan olahan, daging merah, dan produk susu tinggi lemak) dan lemak trans (yang sering terdapat pada makanan kemasan) sebaiknya dibatasi, karena keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolik.

3. Mitos: Karbohidrat Harus Dihindari untuk Menurunkan Berat Badan

Di era diet rendah karbohidrat yang populer seperti keto atau paleo, banyak orang beranggapan bahwa karbohidrat adalah musuh utama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Padahal, tidak semua karbohidrat berkontribusi terhadap penambahan berat badan.
Fakta: Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh dan sangat penting untuk kesehatan. Yang perlu diperhatikan adalah jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat kompleks, yang terdapat pada makanan seperti gandum utuh, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, lebih sehat karena kaya akan serat dan nutrisi. Sementara itu, karbohidrat olahan atau sederhana, yang terdapat dalam roti putih, makanan manis, dan makanan cepat saji, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan berkontribusi pada penambahan berat badan. Mengurangi konsumsi karbohidrat olahan bisa menjadi pilihan yang baik, tetapi bukan berarti karbohidrat sehat harus dihindari.

4. Mitos: Makanan Organik Selalu Lebih Sehat

Makanan organik, yang bebas dari pestisida sintetis dan bahan kimia lainnya, semakin populer, dan banyak yang percaya bahwa produk organik selalu lebih bergizi dan lebih baik untuk kesehatan. Namun, pandangan ini sering kali tidak sepenuhnya tepat.
Fakta: Meskipun makanan organik bebas dari bahan kimia tertentu, tidak selalu berarti bahwa makanan tersebut lebih bergizi daripada produk non-organik. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kandungan nutrisi antara produk organik dan non-organik cenderung kecil. Namun, makan makanan organik dapat mengurangi paparan terhadap pestisida dan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian konvensional. Lebih penting dari itu adalah memastikan konsumsi makanan yang bervariasi dan kaya nutrisi, baik organik maupun non-organik, serta mengutamakan pola makan berbasis tanaman yang sehat.

5. Mitos: Protein Lebih Penting daripada Karbohidrat untuk Pembentukan Otot

Banyak orang percaya bahwa protein adalah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan otot, sementara karbohidrat sering dianggap tidak penting. Mitos ini sangat populer di kalangan mereka yang berolahraga atau ingin membentuk otot.
Fakta: Meskipun protein sangat penting untuk membangun dan memperbaiki otot, karbohidrat juga memiliki peran yang sangat penting, terutama untuk menyediakan energi selama latihan. Karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh dan membantu mengisi kembali cadangan glikogen di otot setelah latihan intensif. Tanpa cukup karbohidrat, tubuh bisa merasa lelah, dan proses pemulihan otot akan terganggu. Oleh karena itu, untuk pembentukan otot yang optimal, keseimbangan antara protein, karbohidrat, dan lemak sehat adalah kunci.

6. Mitos: Minum Air Putih Lebih Banyak Akan Membantu Menurunkan Berat Badan

Ada banyak klaim yang menyatakan bahwa minum banyak air dapat secara langsung membantu menurunkan berat badan, karena air dikatakan bisa “mengusir” lemak dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Fakta: Menurut media Jurnal Tempo, eskipun hidrasi yang cukup sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa minum air putih secara berlebihan dapat secara langsung membakar lemak atau menurunkan berat badan. Namun, air bisa membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga dapat mengurangi asupan kalori. Selain itu, air yang cukup juga mendukung metabolisme tubuh, proses pencernaan, dan kesehatan ginjal.

Kesimpulan

Banyak mitos seputar nutrisi yang bisa membingungkan kita, namun yang paling penting adalah memahami bahwa tidak ada satu pendekatan diet yang cocok untuk semua orang. Pemahaman yang lebih baik tentang nutrisi, pilihan makanan yang bijaksana, serta keseimbangan antara berbagai kelompok makanan, adalah kunci untuk mencapai kesehatan optimal. Sebaiknya, fokuslah pada pola makan yang bergizi dan berkelanjutan, dengan memperhatikan kualitas makanan yang Anda konsumsi dan mendengarkan kebutuhan tubuh Anda.